Tanaman dagang adalah sebuah tanaman pertanian yang ditumbuhkan untuk dijual dan mendapatkan laba. Ini biasanya dijual oleh pihak-pihak yang terpisah dari sebuah kebun.[2] Istilah tersebut dipakai untuk membedakan tanaman yang diperdagangkan dari tanaman subsistensi, yang dipakai oleh penanamnya untuk dijadikan makanannya sendiri atau keluarga dari produsen tersebut. Pada masa-masa sebelumnya, tanaman dagang biasanya hanya meliputi bagian kecil (namun vital) dari seluruh ladang pada sebuah perkebunan, sementara pada masa sekarang, khususnya di negara-negara maju, hampir seluruh tanaman utamanya ditumbuhkan untuk pendapatan. Di negara-negara berkembang, tanaman dagang biasanya merupakan tanaman yang mendatangkan tawaran di negara-negara yang lebih maju, dan sehingga memiliki beberapa nilai ekspor.
Harga untuk tanaman dagang besar ditentukan dalam pasar komoditas dengan cangkupan global, dengan beberapa ragam lokal (diistilahkan sebagai "dasar") berdasarkan pada bea cukai dan keseimbangan suplai dan tawaran lokal. Konsekuensi dari hal ini adalah bahwa sebuah negara, kawasan atau produsen individual yang menanam sebuah tanaman yang berharga rendah harus berganti menanam tanaman lainnya yang lebih dapat diterima di pasar global. Sistem ini dikritik oleh para petani tradisional. Kopi adalah contoh dari sebuah produk yang dianggap layak pada komoditas siginfikan yang mendatangkan beragam harga.[3][4]
|publisher=
(bantuan)
|publisher=
(bantuan)
|publisher=
(bantuan)
|publisher=
(bantuan)